Singosari,(27/02). Dengan adanya pembaharuan alutsista yang dimiliki oleh TNI AD, perlu pengenalan dan pembelajaran yang lebih intensif terhadap jenis senjata baru tersebut, banyak ragam senjata yang masuk ke dalam jajaran TNI AD, khususnya jajaran Kostrad. Meliputi jenis persenjataan milik Infanteri,Artileri dan Kavaleri.
Sebagai satuan yang
bertanggung jawab terhadap pemeliharaan dan perawatan materiil sejajaran Divif
2 Kostrad khususnya materiil senjata, maka Denpal Divif 2 Kostrad perlu
menyelenggarakan suatu kegiatan yang bersifat menambah pengetahuan dan
pembelajaran tentang senjata baru di lingkungan prajurit Infanteri yaitu
senjata ATGM jenis N-LAW ( Next Generation Light Anti Tank Weapon ) yang berasal
dari Negara Swedia bekerja sama dengan Inggris, SAAB Bofors Dynamics.Dengan
bobot 12,5 kg, ATGM NLAW memiliki kemampuan memprediksi garis pandang,
menyeleksi mode serangan, serangan atas atau serangan langsung dengan jarak
tembak 20 m – 600 m.
Tapi hal ini tak
dianggap masalah jika dikaitkan dengan kondisi geografis Indonesia yang relatif
banyak menyediakan tempat perlindungan seperti bukit, gunung maupun hutan dan
rawa.ATGM lebih menekankan kepada aspek mobilitas operatornya. ATGM ini juga
dianggap cocok untuk perang kota, di mana NLAW bisa diluncurkan dari
ruang-ruang tersembunyi dan sempit.
Penataran ini diikuti
oleh perwakilan dari satuan Infanteri sejajaran Divif 2, terutama prajurit yang
nantinya akan memegang senjata tersebut, dengan adanya kegiatan tersebut
diharapkan prajurit mampu di dalam mengoperasikan senjata baru Infanteri ATGM
jenis N-LAW.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar